Selasa, 02 Desember 2008

era soekarno

ARSITEKTUR ERA SOEKARNO

MONUMEN NASIONAL

· Dasar dan Tujuan Pembangunan Monumen Nasional (Monas)

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki wilayah dari Sabang sampai Merauke, diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hasil perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia dari penjajahan selama kurang lebih 350 tahun.

Untuk mengenang dan melestarikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945 dan untuk generasi sekarang dan generasi masa mendatang, maka dibangunlah sebuah tugu peringatan yang kemudian dikenal sebagai Tugu Monumen Nasional (Monas).

Pembangunan Tugu Monumen Nasional (Monas) berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 214 Tahun 1959 tanggal 30 Agustus 1959 tentang Pembentukan Panitia Monumen Nasional yang diketuai oleh Kolonel Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta Raya. Pembangunan Tugu Monumen Nasional baru terwujud ketika Republik Indonesia genap berusia dua windu atas dasar gagasan Presiden Republik Indonesia Pertama Ir.Soekarno, dan pemancangan tiang pertama sebagai awal pembangunan Tugu Monumen Nasional dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Rancangan Tugu Monumen Nasional dibuat oleh Arsitek terkenal Indonesia yaitu Soedarsono dan penasehat konstruksi adalah Prof. Dr. Ir. Roosseno.

Pembangunan Tugu Monumen Nasional dibiayai oleh sebagian besar dari sumbangan masyarakat bangsa Indonesia secara gotong royong dan mulai dibuka untuk umum pada tanggal 18 Maret 1972 berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor Cb.11/1/57/72.

· Ciri Khas Tugu Monumen Nasional

Arsitek Tugu Monumen Nasional dan dimensinya pernah mengandung lambang khas budaya bangsa Indonesia. Bentuk tugu yang menjulang tinggi melambangkan lingga (Alu/Antan), sedangkan pelataran cawan melambangkan Yoni (Lumpang). Alu dan Lumpang merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah pribumi Indonesia.

Lingga dan Yoni melambangkan positif dan negatif, seperti lelaki dan perempuan, siang dan malam, air dan api, langit dan bumi sebagai lambang dari alam yang abadi.

Dipelataran puncak tugu, api nan tak kunjung padam, melambangkan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang yang tidak akan pernah surut sepanjang masa.

Tinggi pelataran cawan 17 meter dan tinggi ruang museum sejarah 8 meter, luas pelataran cawan yang berbentuk bujur sangkar berukuran 45 x 45 m merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 – 8 –1945.

29082008(009)

· Bagian-bagian Utama Tugu Monumen Nasional

- Ruang Museum Sejarah

Ruang Museum Sejarah terletak 3 meter di bawah permukaan halaman Tugu Monumen Nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter. Dinding, tiang, dan lantainya secara keseluruhan berlapiskan marmer.

Di ruang Museum Sejarah terdapat 51 jendela peragaan (Diorama) yang mengabadikan peristiwa sejarah sejak jaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia hingga masa pembangunan Orde Baru.

29082008(066)29082008(062)

29082008(063)

- Ruang Kemerdekaan

Ruang kemerdekaan berbentuk Amphitheater yang terletak di dalam cawan Tugu Monumen Nasional. Di dalamnya terdapat 4 Atribut Kemerdekaan Republik Indonesia, Peta NKRI, Bendera Sang Saka Merah Putih, Lambang Negara Bhineka Tunggal Ika, dan Pintu Gapura yang berisi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

29082008(023)

29082008(015)

29082008(019)

- Pelataran Puncak

Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional terletak pada ketinggian 115 meter dari Tugu Monumen Nasional. Dengan elevator tunggal berkapasitas maksimum 11 orang pengunjung dapat mencapai pelataran puncak yang luasnya 11 x 11 meter dan dapat menampung sebanyak 50 orang. Di pelataran ini pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Di sekeliling rangka elevator di dalam badan tugu, terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi.

- Lidah Api Kemerdekaan

Lidah Api di pelataran puncak dibuat dari perunggu seberat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter. Terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Seluruh permukaan Lidah Api berlapiskan emas (gold leaf) seberat kurang 50 kg. ketinggian dari halaman Tugu Monumen Nasional sampai dengan puncak lidah api dalah 132 meter.

· Dasar Dan Tujuan Pembangunan Monumen Soekarno – Hatta Proklamator Kemerdekaan RI

- Pembangunan Monumen Kemerdekaan RI yang terletak di jalan Proklamasi 56 Jakarta, atas gagasan Presiden Republik Indonesia Soeharto yang dicetuskan pada tanggal 19 Agustus 1974 dan direalisasikan pembangunannya berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1979 tanggal 28 Nobember 1979.

Tujuan pembangunan Monumen ini adalah sebagai penghargaan dan tanda terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para pejuang bangsa atas pengorbanan jiwa dan raga demi kemerdekaan dan para pendiri Republik Indonesia khususnya Bung Karno dan Bung Hatta yang telah mewakili seluruh Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

v Tugu Proklamasi atau Tugu Petir

Di jalan proklamasi, Jakarta pusat pun dibangun Tugu Proklamasi atau Tugu petir, sebuah tugu peringatan proklamasi kemerdekaan RI. Tugu Proklamasi berdiri di tanah lapang kompleks Taman Proklamasi di Jl. Proklamasi (dahulunya disebut Jl. Pegangsaan Timur No. 56), Jakarta Pusat. Pada kompleks juga terdapat monumen dua patung Soekarno-Hatta berukuran besar yang berdiri berdampingan, mirip dengan dokumentasi foto ketika naskah proklamasi pertama kali dibacakan. Di tengah-tengah dua patung proklamator terdapat patung naskah proklamasi terbuat dari lempengan batu marmer hitam, dengan susunan dan bentuk tulisan mirip dengan naskah ketikan aslinya. Patung Bung Karno dibuat dari perunggu seberat 1200 kg dan tinggi 4,60 meter dengan menggambarkan wajah Bung Karno ketika berusia 46 tahun, sedangkan patung Bung Hatta terbuat dari perunggu seberat 1200 kg dan tingginya 4,30 meter dengan menggambarkan wajah Bung Hatta ketika berusia 43 tahun.

- Setelah era reformasi, selain menjadi tempat yang spesial untuk acara peringatan Hari Kemerdekaan RI tiap tahunnya, lokasi ini pun menjadi tempat pilihan bagi berkumpulnya para demonstran untuk menyuarakan pendapat-pendapatnya.

- Lain halnya ketika sore menjelang. Pada hari-hari yang biasa, para penduduk yang tinggal tak jauh dari lingkungan taman ini kerap berkunjung ke Tugu Proklamasi untuk berbagai aktivitas. Tempat ini menjadi tempat favorit anak-anak bermain, arena berolahraga, tempat berkumpul dan bertemu, atau hanya untuk duduk-duduk saja menghabiskan sore hingga senja datang.

- Teks Proklamasi diukir pada lempengan perunggu seberat 600 kg yang dibesarkan sebanyak 200 kali dari naskah aslinya dengan ukuran panjang 290 cm dan lebar 196 cm, serta diletakkan pada lima balok yang merentang dari sirip tengah yang melambangkan Pancasila.

D:\fiAnTy\Photo\dari hp\monas\29082008(078).jpg

Jumlah anak tangga Monas adalah 26. Hal ini melambangkan jumlah provinsi di Indonesia saat itu.

D:\fiAnTy\Photo\dari hp\monas\29082008(073).jpg

Merupakan relief yang menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia hingga mencapai Kemerdekaan.

Pagar berwarna hijau yang menggambarkan bambu runcing dengan jumlah 1945 yang memagari Monas.

MASJID ISTIQLAL

Sekilas Tentang Masjid Istiqlal

Pada tanggal 7 desember 1954 beberapa tokoh islam mendirikan suatu yayasan yang diberi nama Yayasan Masjid Istiqlal. Tujuan daripada yayasan tersebut adalah mendirikan sebuah Masjid Agung dengan nama Masjid Istuqlal yang berlokasi di Jakarta. Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah kemerdekaan. Kata ini dipakai sebagai rasa syukur kaum muslimin terhadap Allah yang telah menganugrahkan kemerdekaan setelah mengalami penjajahan dengan masa yang cukup panjang. Pembangunan Masjid ini juga merupakan simbol dari peran kaum muslimin dalam mempertahankan Republik tercinta ini. Masjid Istiqlal merupakan Masjid terbesar, bukan hanya di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara.

Masjid ini didirikan pada tahun 1961 dan selesai pada tahun 1978. pembangunan Masjid memerlukan waktu sekitar 17 tahun, berawal pada masa Presiden Soekarno dan diresmikan penggunaannya pada masa Presiden Soeharto.

Pada tahun 1955 diadakan sayembara untuk memperoleh sebuah rencana untuk menggambar Masjid Istiqlal. Peserta sayembara yang terdaftar ada 30 orang dan hanya 27 peserta saja yang menyerahkan gambar. Diantara mereka hanya 22 peserta yang memenuhi persayartan lomba. Ada 5 pemenang sayembara tersebut :

o F.Silaban dengan sandi ‘Ketuhanan’

o R.Oetoyo dengan sandi ‘ Istiqfar’

o Hans Groenewegen dengan sandi ‘ Salam’

o Lima orang mahasiswa ITB dengan sandi ‘ Ilham’

o Lima orang mahasiswa ITB dengan sandi ‘ Khatulistiwa’

Setelah diadakan penilaian terhadap kelima peserta tersebut, maka juri sepakat untuk memilih sandi “Ketuhanan” dengan Asritek F. Silaban sebagai pemenangnya. Setelah mempelajari beberapa literature tentang masjid dan berkonsultasi dengan para ulama, maka F. Silaban memulai pekerjaannya. Dan jadilah sebuah masjid yang megah sebagaimana kita saksikan sekarang. Masjid Istiqlal mempunyai luas tanah 9,5 hektar ini terdiri dari sebuah bangunan masjid, taman, kolam air mancur, serta sungai yang mengelilinginya. Bangunan masjid terdiri dari gedung utama, gedung pendahuluan, teras raksasa, menara, dan lantai dasar.

Gedung Induk atau Gedung Utama

Gedung induk terdiri dari lantai utama yang berfungsi untuk shalat berkapasitas 16.000 orang dan pada samping kiri, kanan, serta belakang terdapat lantai bertingkat lima yang dapat menampung jama’ah sebanyak 61.0000 orang. Gedung ini memiliki 12 pilar besar sebagai symbol tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pilar-pilar tersebut menyangga sebuah kubah raksasa yang memiliki garis tengah 45 m. Angka tersebut merupakan simbol tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Pada kubah tertulis Ayat Kursi dan surat al-ikhlas yang diawali dengan basmalah.

Pada dinding bagian depan masjid ini terdapat tulisan kaligrafi, disebelah kanan dan kiri terdapat lafadz Allah dan Muhammad. Sedangkan pada bagian tengah agak ke atas ada tulisan berbunyi “La illaha IllaLLah” yang berarti tidak ada Tuhan selain Allah. Dibawah tulisan ini terdapat suatu tempat yang terdiri dari Mihrab dan Mimbar. Mihrab terletak di antara tangga dan Mimbar. Ini adalah tempat imam ketika melaksanakan shalat pada saat tertentu seperti shalat idul fitri dan idul adha. Tempat yang terletak di sebelah kiri agak ke atas disebut Mimbar, yakni tempat bagi khatib dalam berkutbah pada hari jum’at atau hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Dibawah mimbar adalah tempat mu’adzin mengumandangkan adzan lima waktu. Pada hari jum’at gedung utama ini penuh oleh para jama’ah yang melaksanakan shalat jum’at.

290820081841.jpg

Gedung Induk dengan 12 pilar besar

290820081834.jpg

Kubah raksasa yang bertuliskan Ayat Kursi dan surat al-ikhlas.

290820081839.jpg290820081840.jpg

Bagian tengah agak ke atas ada tulisan berbunyi “La illaha IllaLLah” yang berarti tidak ada Tuhan selain Allah. Dibawah tulisan ini terdapat suatu tempat yang terdiri dari Mihrab dan Mimbar.

Gedung Pendahuluan

Dibelakang gedung induk terdapat gedung pendahuluan yang berfungsi sebagai penghubung ke lantai atas. Selain itu juga berfungsi untuk shalat. Gedung ini dapat menampung jama’ah sebanyak 8.000 orang. Di atasnya terdapat sebuah kubah bergaris tengah 8 m, yang dijadikan symbol bulan Agustus bagi kemerdekaan RI.

Teras Raksasa

Di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, biasanya terdapat sebuah masjid besar yang memiliki teras yang sangat luas. Masjid Istiqlal mempunyai teras raksasa berukuran 19.800 m2 yang dapat menampung sekitar 50.000 jama’ah. Teras ini berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat, ketika gedung induk dan gedung pendahuluan dipenuhi oleh jama’ah, khususnya pada saat Idul Fitri dan Idul Adha.

Selain untuk melaksanakan ibadah shalat, sewaktu-waktu gedung ini juga dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan, seperti Musabah Tilawatil Qur’an, latihan manasik haji untuk siswa-siswi Taman Kanak-kanak se-DKI. Tempat ini juga bisa dipakai utuk shooting film yang memiliki dampak positif bagi kaum muslimin dan tidak merusak citra masjid.

Bangunan ini memiliki emper keliling yang berfungsi sebagai tempat penghubung ke gedung induk dan gedung pendahulan. Teras raksasa ini tidak pararel dengan gedung induk yang menghadap ke arah kiblat, melainkan mengarah ke Monumen Nasional. Hal ini menunjukkan Masjid Istiqlal sebagi Masjid Nasional memiliki kaitan yang erat dengan sejarah bangsa Indonesia. Keterkaitan Masjid Istiqlal dengan Monumen Nasional merupakan simbol dari peran kaum muslimin dalam berjuang menegakkan kemerdekaan RI. Karena bangunan tidak mengarah ke kiblat, maka diadakan petunjuk arah kiblat bagi jama’ah.

290820081850.jpg

Lantainya di desain sebagai tempat untuk sholat, setiap kotak berukuran 60 x 100 cm.

Menara dan Bedug

Berdiri tegak dan lurus menembus langit biru. Tampak indah dan bergaya arsitektur modern. Menara ini dirancang berlubang-lubang untuk mengurangi tekanan dan hembusan angin. Tingginya mencapai 6.666 cm sesuai dengan ayat yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an. Di atas tempat adzan adalah puncak menara yang terbuat dari baja tahan karat seberat 28 ton dengan tinggi 30 meter. Pada awalanya, menara berfugsi sebagai tempat dikumandangkan gema adzan, kemudian berubah menjadi tempat pengeras suara agar gema adzan terdengar sampai ke tempat yang jauh.

Di bawah menara terdapat sebuah bedug yang berukuran sangat besar, dengan garis tengah 1,71 m. terbuat dari kayu yang berlubang dan kulit sapi. Bedug adalah hasil kreatifitas yang menjadi bentuk kebudayaan islam lokal. Di desa-desa biasanya ditabuh setiap waktu shalat sebelum adzan dikumandangkan. Di Masjid Istiqlal, fungsi bedug telah digantikan dengan pengeras suara, namun tetap dilestarikan sebagi salah satu budaya islam Indonesia.

290820083956.jpg290820081853.jpg

290820083947.jpg

Lantai Dasar

Posisi lantai dasar ini berada di bawah gedung induk, gedung pendahuluan dan teras raksasa. Di bawah gedung induk ini terdapat ruangan kaca yang sangat luas. Ruangan ini pernah dipergunakan untuk festifal Istiqlal pertama dan kedua pada tahun 1991 dan 1995. pada saat ini ruangan tersebut, sebagiannya dipergunakan untuk Taman kanak-kanak Islam istiqlal. Pada hari raya idul fitri dan hari raya idul adha, biasanya dibuka untuk sholat jama’ah perempuan.

Di bawah teras raksasa terdapat puluhan ruangan yang terdiri dari 2 aula dan beberapa perkantoran. Aula ini berfungsi sebagai tempat diskusi ilmiah dan pertemuan. Perkantoran yang ada di sini terdiri dari perkantoran BPPMI (Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal) dan organisasi-organisai Islam yang tidak berafilasi terhadap golongan tertentu.

Di bawah emper raksasa dan gedung induk terdapat tempat wudhu, urinoir, dan kamar mandi beserta wc-nya yang berlokasi di sebelah barat, timur, selatan, dan utara. Dengan rincian sebagai berikut: tempat wudhu berjumlah 468 keran yang berada di emper utara, timur, dan selatan masjid. Di sebelah timur di bawah emper teras raksasa terdapat 2 lokasi urinoir yang berjumlah 80 ruang. Selain itu masih terdapat kamar mandi beserta wc-nya sebanyak 52 kamar yang terdapat di emper barat, timur, dan selatan.

GEDUNG POLA

Sebenarnya dari segi arsitektur tidak ada keistimewannya karena bentuknya memang fungsionil untuk maksud-maksud pameran. Dari segi sejarah, bangunan tersebut akan tercatat terutama sebagai banguna pengganti dari rumah dimana Proklamasi Kemerdekaan diserukan pada tanggal 17 Agustus 1945.

PATUNG –PATUNG MONUMENTAL

Patung Skala Kota

Patung Skala Kota pada periode 1959-1965 banyak dibangun. Selain untuk memperindah kota, juga dimaksudkan sebagai ekspresi peringatan semangat kepahlawanan Bangsa Indonesia. Patung-patung tesebut antara lain :

v Patung Selamat Datang di Jakarta

- Patung Selamat Datang dibangun menghadap ke Utara untuk menyambut para atlit peserta Asian Games IV tahun 1962, berlokasi di depan gedung Hotel Indonesia, tempat ini juga disebut Bunderan HI. Patung perunggu ini dibuat oleh Edhi Sunarso, dan dirancang oleh Henk Ngantung mantan Gubernur Jakarta.

v Patung Pahlawan atau Patung Pak Tani di Jakarta

- Nama resmi dari patung ini adalah Patung Pahlawan, tetapi karena bentuk dari figur lelaki yang memakai topi caping seperti yang sering dipakai oleh petani maka patung ini disebut Patung Pak Tani. Patung ini dibuat untuk memberi penghargaan pada para pejuang kemerdekaan Indonesia, dilambangkan dengan seorang lelaki memakai caping dan menyandang senapan sedang meminta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan perang.

- Cerita asal muasal patung ini dimulai ketika Presiden Soekarno berkunjung ke Moskow dan disana beliau terkesan pada patung-patung yang ada di ibukota Rusia tersebut, sehingga Presiden Rusia pada saat itu mengenalkan Presiden Soekarno pada seniman pembuat dari patung-patung tersebut, Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer. Yang kemudian diundang untuk datang ke Jakarta untuk membuat patung yang melambangkan semangat kemerdekaan, kemudian kedua pematung ini berkelana ke daerah-daerah pedesaan di Indonesia dan menemukan sebuah legenda Jawa Barat yang menceritakan seorang Ibu yang mengiringi anaknya untuk pergi ke medan perang, sang Ibu memberikan semangat supaya kuat tekadnya untuk memenangkan setiap peperangan, serta selalu ingat kepada orang tua dan negaranya.

- Patung perunggu ini dibuat di Rusia dan dibawa ke Indonesia menggunakan kapal laut, diresmikan pada tahun 1963 oleh Presiden Soekarno. Pada papan di monumen ini tertulis "Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar" (dirangkum dari: Majalah "Seribu Wajah Jakarta" 1981)

v Patung Dirgantara di Jakarta

- Patung ini menghadap ke Utara dengan tangannya mengacung ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran, lokasinya dekat dengan Markas Besar Angkatan Udara di Selatannya dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma di Tenggaranya.

- Melambangkan kekuatan angkatan udara Indonesia, dengan bentuk patung manusia yang kuat dan berani terbang menjelajah angkasa.

- Presiden Soekarno ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dilindungi oleh angkatan udara yang kuat dan dilayani oleh transportasi udara yang solid sebagai sarana perpindahan manusia.

- Bertempat di kawasan Pancoran dan juga disebut sebagai Patung Pancoran, patungnya memiliki tinggi 11 meter terbuat dari 11 ton perunggu, dengan landasan berbentuk lengkungan dari beton setinggi 27 meter.

- Dirancang oleh Edhi Sunarso, dibuat oleh seniman Keluarga Arca dari Yogyakarta, dan diawasi langsung oleh Presiden Soekarno sendiri, patung ini selesai dibangun dalam dua tahun (1964-1965).

- Ada gosip yang mengatakan bahwa Presiden Soekarno harus menjual mobilnya untuk membiayai pembuatan patung ini. Sayangnya sekarang monumen ini tertutupi oleh jalan layang dan jalan tol, dapat Anda lihat fotonya di galeri.

v Patung Pembebasan Irian Barat di Jakarta

- Patung perunggu ini dibuat untuk memperingati kebebasan Irian Barat atau Irian Jaya yang sekarang disebut Papua dari tangan penjajahan Belanda, dilambangkan dengan seorang laki-laki dengan rantai yang sudah putus mengangkat tangannya sebagai ekpresi kemerdekaan.

Berlokasi di Lapangan Banteng dekat Hotel Borobudur dan Gedung Departemen Keuangan, daerah ini dulunya dipakai untuk terminal bus, tetapi sekarang dipakai untuk tempat budi daya dan pameran tanaman.

v Patung Pangeran Diponegoro di Taman Monas, Jakarta

- Patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda ini merupakan sumbangan dari Ciputra dan diadopsi dari lukisan Hendra Gunawan. Selanjutnya diwujudkan dalam bentuk patung oleh Moenir Pamoentjak dengan tinggi 9 meter dan terbuat dari perunggu dengan bobot 10 ton.


Patung-patung yang dirancang dikatakan sebagai rancangan beraliran ’realis’ yaitu patung berwujud manusia dengan karakter yang disesuaikan dengan misi tertentu.

KESIMPULAN

MONUMEN NASIONAL

Ciri Khas Tugu Monumen Nasional adalah :

  • Bentuk tugu yang menjulang tinggi melambangkan lingga (Alu/Antan)
  • pelataran cawan melambangkan Yoni (Lumpang). Alu dan Lumpang merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah pribumi Indonesia.Lingga dan Yoni melambangkan positif dan negatif, seperti lelaki dan perempuan, siang dan malam, air dan api, langit dan bumi sebagai lambang dari alam yang abadi.
  • Dipelataran puncak tugu, api nan tak kunjung padam, melambangkan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang yang tidak akan pernah surut sepanjang masa.
  • Tinggi pelataran cawan 17 meter dan tinggi ruang museum sejarah 8 meter, luas pelataran cawan yang berbentuk bujur sangkar berukuran 45 x 45 m merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 – 8 –1945.
  • Jumlah anak tangga Monas adalah 26. Hal ini melambangkan jumlah provinsi di Indonesia saat itu.

Bagian-bagian Utama Tugu Monumen Nasional adalah :

- Ruang Museum Sejarah

- Ruang Kemerdekaan

- Pelataran Puncak

- Lidah Api Kemerdekaan

MASJID ISTIQLAL

Masjid Istiqlal mempunyai luas tanah 9,5 hektar ini terdiri dari sebuah bangunan masjid, taman, kolam air mancur, serta sungai yang mengelilinginya.

Bangunannya terdiri dari :

- Gedung utama

- Gedung pendahuluan

- Teras raksasa

- Menara

- Lantai dasar

GEDUNG POLA

Sebenarnya dari segi arsitektur tidak ada keistimewannya karena bentuknya memang fungsionil untuk maksud-maksud pameran. Dari segi sejarah, bangunan tersebut akan tercatat terutama sebagai banguna pengganti dari rumah dimana Proklamasi Kemerdekaan diserukan pada tanggal 17 Agustus 1945.

PATUNG –PATUNG MONUMENTAL

Patung Skala Kota

Patung Skala Kota pada periode 1959-1965 banyak dibangun. Selain untuk memperindah kota, juga dimaksudkan sebagai ekspresi peringatan semangat kepahlawanan Bangsa Indonesia.

Patung-patung tesebut antara lain :

- Patung Selamat Datang di Jakarta.Patung Selamat Datang berlokasi di depan gedung Hotel Indonesia, tempat ini juga disebut Bunderan HI.

- Patung Pahlawan Diponegoro di Taman Monas, Jakarta.

- Patung Pahlawan atau Patung Pak Tani di Jakarta.

- Patung Pembebasan Irian Barat di Jakarta.

- Patung Dirgantara di Jakarta, bertempat di kawasan Pancoran dan juga disebut sebagai Patung Pancoran

Presiden Soekarno menonjolkan nasionalisme di segala bidang salah satunya arsitektur. Kesempatan- kesempatan untuk menciptakan karya oleh putra-putra Indonesia sendiri dimantapkan, dengan peranan utama oleh Presiden Soekarno sendiri, dengan pembantu-pembantunya yang pada waktu itu dekat, seperti arsitek Silaban dan Sudharsono. Proyek mercusuar, dibangun berurutan, mulai dari pendirian patung-patung utnuk memperindah kota, monumen-monumen kejayaan yang hebat, stadion olahraga yang raksasa dan gedung-gedung pemerintahan yang megah, semuanya dari yang ”biasa” sampai yang ”luar biasa”.

Tidak ada komentar: